gunung yang dalam legenda dikenal sebagai "Pakunya Tanah Jawa" terletak di tengah Kota Magelang.
Berada pada ketinggian 503 meter dari permukaan laut.
Beragam tradisi warisan leluhur dilakukan di gunung ini diantaranya adalah Slametan Puser Bumi yang dipimpin langsung oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Di puncak Gunung Tidar ada tiga makam yang dianggap keramat, yakni makam pertama adalah makam Syaikh Subakir yang konon merupakan penakluk Gunung Tidar, makam Kyai Sepanjang, dan makam Kyai Semar yang konon merupakan tokoh pewayangan.
Dilansir dari Wikipedia asal muasal nama Tidar sendiri banyak versi. Ada salah satu versi yang menyebutkan bahwa nama itu berasal dari kata “Mati dan Modar”. Jadi karena angkernya Gunung Tidar waktu dulu, maka kalau ada orang mendatangi gunung tersebut kalau tidak mati ya modar.
Butuh waktu sekitar kurang dari 30 menit untuk sampai di puncak Tidar. Banyak tanaman pinus dan tanaman buah-buahan musiman seperti salak, menjadikan Gunung Tidar sangat rimbun.
Setelah sesaat menapaki jalanan setapak pendakian kita akan bertemu dengan Makam Syaikh Subakir. Konon Syaikh Subakir adalah penakluk Gunung Tidar dengan mengalahkan para jin penunggu Gunung Tidar tersebut ( meski tidak ada bukti meyakinkan akan cerita legenda ini).
Menurut legenda (hikayat) Gunung Tidar, Syaikh Subakir berasal dari negeri Turki yang datang ke Gunung Tidar bersama kawannya yang bernama Syaikh Jangkung untuk menyebarkan agama islam di indonesia.
Setelah dari Makam Syaikh Subakir, kita akan berjumpa dengan sebuah makam yang panjangnya mencapai 7 meter. Itulah Makam Kyai Sepanjang.
Kyai Sepanjang bukanlah sesosok alim ulama, tetapi adalah nama tombak yang dibawa dan dipergunakan oleh Syaikh Subakir mengalahkan jin penunggu Gunung Tidar kala itu.
Makam ketiga atau terakhir yang kita jumpai adalah Makam Kyai Semar. Menurut beberapa versi ini bukanlah makam kyai Semar yang ada dalam pewayangan. Tetapi Kyai Semar, jin penunggu Gunung Tidar waktu itu. Meski demikian banyak yang percaya ini memang makam Kyai Semar yang ada dalam pewayangan itu. Dan mana yang benar, adalah tinggal kita mau mempercayai yang mana.
Di puncak Gunung Tidar ada lapangan yang cukup luas dan ditengahnya terdapat sebuah Tugu dengan simbol huruf Sa (dibaca seperti pada kata Solok) dalam tulisan Jawa pada tiga sisinya.
Menurut penuturan juru kunci, itu bermakna Sapa Salah Seleh (Siapa Salah Ketahuan Salahnya). Tugu inilah yang dipercaya sebagian orang sebagai Pakunya Tanah Jawa, yang membuat tanah Jawa tetap tenang dan aman.
12-12-2022
( ALMA-BUDI )
0 Komentar